PORTALREPUBLIK.COM - Salah satu gangguan pada kehamilan yang mungkin dialami oleh ibu adalah kehamilan ektopik yaitu kehamilan yang terjadi di luar kandungan.
Kehamilan ektopik ternyata memiliki kondisi lanjutan yang jika tidak tertangani maka bida menyebabkan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET).
Apakah Kehamilan Ektopik Terganggu?
Kehamilan ektopik terganggu atau biasa disingkat KET adalah kondisi kehamilan ektopik yang tidak segera tertangani.
Kehamilan ektopik terjadi pada saat sel telur yang telah terbuahi sperma menempel di tuba falopi.
Tapi ternyata kehamilan ektopik bisa juga terjadi di bagian tubuh lain pada luar rahim, seperti serviks, ovarium, dan rongga perut wanita.
Kondisi kehamilan di luar kandungan ini bisa disebut kehamilan ektopik terganggu apabila ibu hamil merasakan gejala seperti perdarahan vagina ringan atau nyeri panggul.
Jika sel telur yang sudah dibuahi terus tumbuh, ini berpotensi menyebabkan pecahnya tuba falopi, yang efeknya bisa mengakibatkan terjadi perdarahan hebat yang bisa mengancam nyawa.
Hal tersebut bisa menyebabkan sakit kepala, pingsan, hingga kondisi gawat darurat dikarenakan hilangnya darah dalam jumlah yang banyak (syok hipovolemik).
Ciri Kehamilan Ektopik Terganggu
Pada awalnya, ibu hamil yang mengalami kehamilan ektopik tidak akan merasakan gejala yang janggal.
Ibu hamil akan mengalami tanda kehamilan biasa, seperti terlambat menstruasi, mual, muntah, payudara terasa nyeri, sering buang air kecil, dan mudah lelah.
Tes kehamilan menggunakan alat test pack juga bisa menunjukkan hasil positif, yang artinya, hormon human chorionic gonadotropin (hCG) terdeteksi ada dalam tubuh ibu.
Kehamilan ektopik terganggu atau yang bergejala biasanya baru akan terjadi pada minggu ke-4 hingga ke-12 kehamilan.
