Anies Harus Sadar Dirinya Tidak Bisa Mengatur Pengusaha Yang Membiayai Kampanyenya dan Parpol Pengusungnya

PORTALREPUBLIK.COM - Pernyataan Capres usungan Partai Nasdem, Anies Baswedan dalam Milad PKS ke 21, Sabtu 20 Mei 2023 menjadi perhatian.

Salah satu pernyataan Anies yang paling disorot adalah ketika dirinya menyinggung relasi antara pejabat dan pedagang atau pengusaha.

Kala itu Anies dalam pidato politiknya menyinggung pejabat yang membuat aturan untuk kepentingan dirinya sendiri.

Pernyataan itu dikritik oleh Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi), Lucius Karus

Lucius mengatakan, Anies yang menyoroti relasi pejabat dan pedagang seharusnya melakukam otokritik bagi dirinya juga partai yang mendukungnya.

Pernyataan Anies itu disebut Lucius harusnya tidak ditujukan secara spesifik pada orang atau pihak tertentu, karena faktanya hampir semua kekuatan politik mempraktikkan hal yang sama, yaitu menjadikan parpol sebagai kendaraan politik para pengusaha.

Anies disebut Lucius seolah lupa bahwa disekitar dirinya praktik relasi pedagang dan politisi itu juga terjadi.

Fakta politik hari ini dikatakan Lucius memang memperlihatkan adanya relasi yang kuat antara pejabat dengan pengusaha, dan ini dikarenakan tata kelola parpol yang cenderung oligarkis.

Bahkan, parpol yang mengaku punya sistem kaderisasi yang baik pun akhirnya harus berkompromi dengan para pengusaha untuk kelangsungan parpol tersebut.

Tidak adanya dukungan finansial dari pengusaha akan membuat roda partai keropos.

Lucius menyindir Anies dengan mengatakan mantan Gubernur DKI itu jangan merasa bangga karena telah mengungkap hal itu.

"Ia tak seharusnya mengeluarkan kritik ke publik soal hal itu karena ia sendiri mestinya sadar sebagai politisi bahwa ia tak bisa leluasa untuk mengatur pengusaha yang membiayai akomodasi kampanye dirinya atau pun parpol pengusungnya," kata Lucius.

Lucius bahkan berani mengatakan bahwa Anies mengeluarkan pernyataan itu hanya didasarkan pada aspek politis elektoral untuk mendapatkan dukungan dari publik yang mungkin akan percaya kalau mantan Menteri Pendidikan itu bebas dari cengkeraman pengusaha dalam politiknya.

***