PORTALREPUBLIK.COM - Perilaku suka memukul pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dan penting untuk memahami bahwa setiap kasus mungkin memiliki penyebab yang berbeda.
Sebelum mengambil langkah apa yang harus dilakukan, ada baiknya ayah dan ibu mencari tahu alasan mengapa anak suka memukul.
Beberapa ahli berpendapat bahwa perilaku ini dapat muncul sebagai bentuk ekspresi dari rasa frustrasi, ketidakmampuan untuk mengomunikasikan perasaan dengan baik, atau sebagai cara untuk mencari perhatian.
Baca Juga: Ampuh, Begini Cara Efektif Berkomunikasi Dengan Anak
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku memukul pada anak termasuk pengaruh lingkungan keluarga, model perilaku yang dilihat dari orang dewasa di sekitarnya, dan pengalaman traumatis atau stres emosional.
Kebanyakan anak-anak pada usia toodlers belum memiliki self control atau pemguasaan diri yang baik untuk meregulasikan perasaan mereka dan mengontrol tangan/kaki dan mulutnya.
Penting untuk mendekati masalah ini dengan empati dan mencari solusi yang memadai, seperti :
Baca Juga: Supaya Anak Mau Terbuka Pada Orang Tua, Begini Caranya!
1. Memberikan anak keterampilan sosial dan emosional yang memadai
2. Memberikan contoh perilaku yang baik
3. Banyak membacakan buku cerita mengenai emosi atau perasaan
4. Mengajarkan anak tentang apa yang mereka sedang rasakan
5. Mengajarkan anak bahwa tangan dan kaki bisa digunakan untuk hal-hal yang positif seperti menggambar, melompat, dan bukan untuk menyakiti orang lain
6. Hindari menyalahkan anak karena dapat menyebabkan anak semakin tertekan
7. Memberikan penghargaan untuk setiap perilaku positif anak
8. Jika anak terlibat dalam perilaku memukul, berikan waktu untuk merenungkan tindakannya. Diskusikan bersama tentang dampak dari tindakan tersebut.
Penting untuk tetap konsisten dalam menegakkan aturan dan kesabaran dalam membimbing anak pada setiap perilaku yang mereka tunjukkan.
Jadikan momen apapun yang dialami anak sebagai media pembelajaran untuk anak maupun orang tua.
Baca Juga: Ini Dampaknya Jika Anak Dibesarkan Oleh Emotionally Immature Parents
